Semarang,
EdukasiOnline - Mahasiswa baru UIN Walisongo, terkhusus Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sedang melaksanakan serangkaian acara Pengenalan
Budaya Akademik dan Kemahasiwaan (PBAK) yang diadakan mulai Senin sampai Kamis (21-24) Agustus. Pada
hari kedua
(22/8) PBAK, mahasiswa mendapatkan materi radikalisme yang disampaikan oleh Syamsul Ma’arif. Materi yang disampaikan di Auditorium 2 Kampus III tersebut berlangsung selama kurang lebih satu jam.
(22/8) PBAK, mahasiswa mendapatkan materi radikalisme yang disampaikan oleh Syamsul Ma’arif. Materi yang disampaikan di Auditorium 2 Kampus III tersebut berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Syamsul
mengatakan bahwa radikalisme ialah paham eksrim yang bersifat merusak dan
keluar dari konstitusi serta kesepakatan umum. “Biasanya paham ini cenderung menghalalkan segala cara dengan upaya yang sangat lembut namun merusak” ucapnya.
Di Indonesia,
radikalisme ditularkan melalui pendidikan yang sifatnya anti
kemanusiaan serta melawan norma yang sah. Paham ini menarik partisipan sebanyaknya untuk didoktrin sebagai terorisme.
Saat ditanya mengenai apa saja
sumber radikalisme, dosen tarbiyah ini menyatakan bahwa banyak sumber yang bisa memicu. Diantaranya, karena minimnya pemahaman tentang agama, salah berguru dan
berorganisasi. “Karena pemahaman yang salah orang-orang berpaham ini cenderaung
‘merasa’ terdzolimi,” lanjutnya.
Mengenai UUD tentang Pembubaran ormas, Syamsul berpendapat bahwa pemerintah berhak bersikap tegas dan tidak lagi mentolerir gerakan radikal.
Beliau juga menekankan demokrasi bukanlah ajang untuk memperoleh kebebasan
sebebas-bebasnya. “Boleh berpendapat sebebas-bebasnya tapi jangan yang mencederai undang-undang negara “
Selain itu,
beliau juga menaruh harapan tinggi kepada generasi penerus bangsa. Ia berharap,
mahasiswa hendaknya waspada dan mampu mengembangkan pemikiran yang kritis
sehingga tak mudah terpengaruh paham radikalisme. “Semua elemen harus bergerak
dengan menciptakan kelompok-kelompok kritis agar mampu menangkal radikalisme,”
pungkasnya. (Edu_On/Sit)
Tags
Berita