(Foto/Riza) |
Semarang, EdukasiOnline-Bedah film Parmalim jadi cara
memperingati hari pahlawan dan hari toleransi dunia pada Kamis, (16/11). Istrinya
perempuan yang aktif di segi film, menceritakan bahwa film Parmalim ini adalah hasil
riset yang dilakukan di tanah Batak. "Parmalim adalah kepercayaan tertua di
tanah Batak", tuturnya.
Seusai melihat bersama film Parmalim Vita Rosalina Puri
mencoba membenturkan dengan remaja zaman sekarang yang kurang memiliki
penghormatan terhadap Tuhannya. Rosa, guru SMA Kristen Terang Bangsa
menceritakan hasil pengamatan yang ia dapat ketika beribadah di Gereja. Ia
merasa miris ketika melihat generasi micin begitu ia menamainya sedang
beribadah malah mencari perhatian dengan lawan jenis. "Mengenakan baju
dengan kancing dilepas satu, mengenakan rok tidak di atas wajar",
tukasnya.
"Padahal ketika hendak beribadah baiknya mengenakan pakaian
yang sopan", tegasnya. Ketika ia mencoba membandingkan dengan beribadahnya
remaja kepercayaan Parmalim di sana. Ia merasa anak-anak di sana lebih memiliki
penghormatan kepada Tuhannya. "Di mana ketika mereka sudah rapi mengenakan
baju ibadahnya mereka benar-benar hikmat, mereka sebisa mungkin memberi penghormatan
kepada Tuhannya", jelasnya.
Tingkah remaja sekarang tidak melihat tempat, lanjut perempuan
muda ini menggambarkan tindakan remaja saat di Gereja yang datang dengan
pasangannya. "Ketika beribadah dan firman Tuhan disampaikan, mereka malah saling
berpegangan tangan", keluhnya. Selain itu terkadang mereka Instagraman, Selfi
dan live storyan, mengabaikan Tuhan. "Dan aku melihat anak-anak Parmalim
benar-benar serius dalam beribadah", salutnya.
Diakhir sesi berbincang dengan mba Rosa begitu sapaan
akrabnya ia mendapatkan pertanyaan terkait keberagamaan siswa di sekolah yang
diutarakan langsung oleh Istrinya. Mba Rosa langsung menanggapi dengan tegas,
ketika peserta didiknya mulai berdebat tentang keyakinan maka ia sering
mengatakan.
"Kamu bilang kamu orang Kristen, Kamu bilang kamu orang
Budha, kamu bilang kamu orang Katolik, ketika agamamu mengajarkan tidak pacaran
tetapi kamu malah pacaran. Maka kamu tidak membuktikan seperti apa yang kamu
katakan bahwa kamu paling benar, jadilah sebaik-baik orang bagi orang-orang
disekitar kita, maka itu cukup membuktikan Tuhan kita hebat", paparnya
yang membuat peserta bertepuk tangan meramaikan Aula Gedung C lantai III Universitas
Wahid Hasyim Semarang. (Edu_On/Yas)
Tags
Berita