doc. Edukasi |
Semarang, EdukasiOnline –Seperti Fakultas lainnya, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pun melangsungkan Debat Kandidat bakal calon
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) beserta Ketua Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ), Rabu (13/12). Bukan suasana tegang yang akan ditemui
ketika ikut meleburkan diri diantara tim sukses yang hadir, namun sepi dan
lengang adalah pemandangan yang mendominasi.
Diusung oleh 3 partai yang menguasai wilayah FITK, Partai
Pembaharuan Mahasiswa (PPM), Partai Mahasiswa Demokrat (PMD), dan Partai Revolusi
Mahasiswa Nasionalis (PRMN), namun tim sukses yang hadir kebanyakan dari PPM. Namun,
mereka masih menyayangkan sepinya debat kandidat tahun ini. “Debat tahun ini
sepi sekali, berbeda dengan tahun kemarin”, papar salah satu tim sukses PPM kepada
tim redaksi.
Begitu pula yang dirasakan oleh moderator Debat Kandidat tahun ini,
Ngaenal Yakin. Lelaki yang notabenenya masih menjabat Ketua Senat
Mahasiswa FITK itu, sangat kecewa dengan lengangnya antusias mahasiswa terhadap
acara debat calon pemimpin mereka. “Tahun ini sangat sepi sekali, mahasiswa
tidak ada yang penasaran dengan para calon pemimpinnya”, tutur Ngaenal dengan
raut muka kecewa.
Pengelolaan Kurang Maksimal
Melihat acara Debat Kandidat yang mengalami penurunan antusias,
Koordinator komisi Pemilihan Mahasiswa(KPM), Arif Luqmanul Hakim mengakui bahwa
dari pihaknya kurang adanya persiapan. “Kami mengakui bahwa KPM FITK kurang
adanya persiapan, makanya tema dan rundown debat kami pun belum sempat
membuat”, jelasnya dengan tatapan mata bersalah.
Sebelum berlangsungnya debat di hari tersebut, dari KPM belum
sempat menyebarkan pamflet, yang menyebabkan banyak mahasiswa tidak mengetahui
adanya Debat Kandidat hari itu. “Kami juga mohon maaf, sebelum adanya Debat
Kandidat, pamflet belum terpublikasikan”, paparnya tanpa menutupi kesalahaan
yang ada.
Arif tidak berkelit bahwa salah satu alasan sepi dan lengangnya
debat waktu itu karena kurangnya sosialisasi dari tim mereka. Ia selaku
koordinator FITK mengakui kesalahan yang dilakukannya bersama timnya. “Ini
memang kesalahan kami yang kurang mengadakan sosialisasi”, sesal lelaki kurus
dan tinggi tersebut.
Di hari berlangsungnya debat, Arif bersama timnya hanya mampu
melakukan apa yang bisa dilakukannya saat itu. Mulai dari mempersiapkan tempat,
menghubungi para panelis, dan mengoptimalkan berlangsungnya debat.
Mahasiswa Tidak Penasaran
Kelengangan yang ada kala Debat Kandidat berlangsung, titik
permasalahnnya bukan hanya dari KPM. Saat dilakukan beberapa wawancara kepada
para mahasiswa, ditemukan banyak mahasiswa yang tidak penasaran kepada para
calon pemimpin mereka. “Saya malah tidak tahu siapa yang mencalonkan diri
menjadi ketua”, ungkap mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab semester 3 kepada tim
redaksi.
Walaupun pamflet dan poster sudah menyebar di seluruh wilayah
kampus II, banyak mahasiswa yang enggan mengenal calon pemimpin mereka. “Waktu
ada debat, rasanya males mau ikut nonton”, papar salah satu mahasiswa saat
dihubungi tim redaksi. Ketika diusut lebih lanjut mengenai alasannya malas ikut
andil sebagai penonton debat, ia menjelaskan bahwa dia tidak merasa tertarik
mengenal para calon pemimpinnya. (Edu_On/niL)
Tags
Berita