-bagian satu-
23:00
Di kotamu, malam adalah batang-batang waktu
Yang melepuh dipapar makian seharian
Dalam eros, dalam kutuk relasional
Sebagaimana Psikhe telah sangat tersiksa
22:30
Di kotamu, malam adalah puisi yang panjang
Dari kedalaman lorong-lorong gang sempit
Kata-kata begitu saja terdampar di rumah-rumah kayu
Menjemput kebahagiaan sebagai satu-satunya tiruan bulan di panci yang matang
21:00
Di kotamu, malam adalah mesin fotokopi
Gema suaranya menjebol pintu-pintu
Yang dihuni tubuh cengkar berdada rata dengan mata cekung dan luka lebam di mana-mana
20:30
Di kotamu, malam ini
Kau kalang kabut mengatur jeda dan tanda koma
Sedang kita cuma butuh titik
-bagian dua-
Kau menunggu terlalu lama
Terlalu asik
Terlalu menggugu
Sampai-sampai tidak sadar
Senja dalam kedua bola matamu sudah ditendang tandusnya malam di Semarang