Semarang, EdukasiOnline—Tiga
tahun berturut- turut Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) menjuarai debat bahasa inggris dalam acara Orientasi Olahraga, Seni, Ilmiah, dan Keterampilan (Orsenik). Bertempat di aula Gedung Q Fakultas Sains
dan Teknologi (FST), atlet FITK bertemu atlet FST di babak final dan berhasil
menghadiahkan emas untuk ketiga kalinya bagi FITK, Sabtu (22/09).
Atlet yang mewakili FITK yakni
Maysaroh, Prianik Anjar dan Ashabul Kahfi Usman berasal dari jurusan Bahasa Inggris.
Ketika ditanya oleh tim redaksi, mereka menang karena keyakinan, kemantapan
dan persiapan yang matang. “Merupakan suatu keajaiban dan kami tidak menyangka
bisa menjadi juara, soalnya banyak yang bilang rival kita hebat- hebat.
Seperti Fuhum, Saintek, dan lain- lain” ujar May selesai bertanding.
Mujab selaku juri dalam kejuaraan
debat tersebut mengakui bahwa potensi mahasiswa baru luar biasa. “Dari ajang debat ini, kita bisa melihat potensi mahasiswa baru. Diharapkan meraka bisa meningkatkan kemampuannya lewat organisasi kampus sehingga, nantinya mampu menjuarai kompetisi yang lebih besar lainnya,” ujar pria berkacamata tersebut dalam perbincangan
kecil siang tadi.
Selain itu ia menambahkan bahwa
atlet FITK ini sudah bermain secara teratur dan bagus. ”Untuk FITK debatnya
sudah teratur dan sudah taulah karena sudah diajarai oleh seniornya. Mereka
sudah saling melengkapi dan tidak ada kerancuan dalam pembagian tugas”,
perkuatnya.
Sebagai seorang pelatih, perempuan
yang sering disapa Yuniar menuturkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi
kendala saat persiapan kemarin. “Kadang kami kesusahan dalam mencari waktu
kosong untuk latihan”, jelasnya.
Bukan hanya perihal persiapan,
sebagai salah satu atlet yang mewakili FITK, satu-satunya lelaki di kelompok
itu, Kahfi menyatakan bahwa ia sempat tidak percaya diri mampu bersaing hingga
final. “Diantara mereka saya yang sulit dan tidak ada pikiran kalau saya akan
naik dan menang”, terangnya dengan senyum khas di wajahnya.
Di akhir perbincangan, para atlet mengakui
bahwa menjadi atlet debat Bahasa Inggris yang berlatar belakang jurusan Bahasa
Inggris sangat berat. “Beban yang kami bawa sangat berat, namun hal itulah yang
menjadi semangat atau pemicu kami untuk latihan setiap hari”, tegas Anjar
sebelum meninggalkan ruangan. (Edu/On_FR)
Tags
Berita