Doc. Edukasi/ Fatim |
Semarang, EdukasiOnline—Seminar
Nasional dengan tema “Wayang Beber; Pelestarian dan Transformasi Bagi
Pendidikan Karakter Bangsa”, pada (5/12) berjalan lancar. Acara tersebut
berlangsung di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, dihadiri oleh tiga
pembicara, yakni Wisto Utomo sebagai Pelestari Wayang Beber, Nony Tia Fatmawati
sebagai dalang remaja Wayang Beber, dan Rikza Chamami sebagai perwakilan dari
Pusat Pengembangan Islam dan Budaya Jawa.
Sebelum pementasan Wayang Beber
dimulai, Wisto Utomo bercerita tentang sejarah Wayang Beber. Ia menyatakan
bahwa Wayang Beber datang ke Gunung Kidul dan Pacitan pada kisaran tahun 1742
Masehi. “Wayang Beber datang dari Kartosuro dimana saat itu Kerajaan Kartosuro
dan China berperang, beruntung ada orang yang menyelamatkannya,” papar lelaki berumur
48 tahun tersebut.
Usai bercerita soal sejarah Wayang Beber,
Wisto, panggilan akrabnya menjelaskan terkait dengan perawatan Wayang Beber. Perawatan
tersebut berupa pemberian sesajen setiap malam Jum’at Kliwon, lalu pemberian
kemenyan setiap pentas Wayang Beber akan digelar.
Terakhir, penyimpanan Wayang Beber juga
merupakan ritual yang penting dilakukan. Seperti penempatan di ruang khusus, yang di dalamnya terdapat burung merak
sebagai bahan pengawet alami untuk Wayang Beber. “Karena benda ini sangat
keramat, maka perawatan dan penyimpanannya harus menggunakan cara sakral dan
hati-hati,” pungkasnya. (Edu_On/Ris)
Tags
Berita