Dok. Internet. |
Semarang, lpmedukasi,com – Diedarkannya surat keputusan Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Nomor B-202/Un.10.3/D/PP.00.9/03/2020 16 Maret 2020, bertujuan untuk menindak lanjuti surat keputusan Rektor dalam pelaksanaan kegiatan akademik secara daring (dalam jaringan) atau online selama dua pekan (16 Maret - 27 Maret 2020).
Surat yang berisi tentang tatacara pelaksanaan kegiatan akademik terutama dalam hal perkuliahan online di lingkup FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) tersebut telah berjalan hampir dua pekan (26/3).
Berdasarkan keterangan dari Mahfud Junaedi, Wakil Dekan 1 bidang Akademik dan kelembagaan FITK, langkah yang diambilnya sudah tepat dan efektif dengan didukung oleh sistem perkuliahan yang memadai untuk menyikapi kejadian yang menimpa dunia, yakni wabah corona atau covid-19.
“Kebijakan tentang penyelenggaraan kuliah online ini sangat tepat dan efektif di tengah wabah covid-19. Daripada perkuliahan diliburkan dan tidak ada aktivitas keilmuan apapun. Selain itu juga, sistem kuliah online telah diback up oleh PTIPD (Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data) UIN Walisongo, jika ingin menggunakan aplikasi pembelajaran seperti googleclassroom dan lain sebagainya,” Ungkapnya, ketika diwawancarai via whatsApp.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahmad Fahri Yahya Ainuri, Dosen Falsafah Kesatuan Ilmu FITK UIN Walisongo Semarang. Ia menyatakan setuju dengan langkah yang diambil lembaga birokrasi sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona di lingkungan kampus.
“Saya setuju, sebagai langkah untuk pencegahan serta mematuhi pemerintah. Terkait efektivitas memang tidak semaksimal ketika di kelas. Saya juga bicara kepada mahasiswa, nanti akan saya berikan pemantapan materi lagi ketika kondisi sudah stabil dan memungkinkan untuk bertatap muka,” Papar Dosen yang juga sedang menempuh S3 di UIN Walisongo.
Sebagian Mahasiswa Angkat Suara Soal Keefektifan
Berbeda dengan yang diungkapkan lembaga birokrasi, sebagian mahasiswa justru menyampaikan segala keluh kesah yang dialaminya selama menjalankan perkuliahan online. Khariroh, mahasiswa prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) mengungkapkan kuliah online yang dijalankannya selama hampir 2 mingu ini ini tidaklah efektif karena beberapa hal.
“Kami perkuliahannya menggunakan WhatsApp. Jadi, tidak bisa bertatap muka secara langsung serta materi yang disampaikannya pun terbatas. Dalam hal berdiskusi pun demikian, banyak peserta diskusi yang tidak aktif menanggapi. Selain itu, dosennya juga jarang aktif malah menyuruh berdiskusi mandiri,” Tuturnya.
Selain itu, ia pun mengaku sering mengalami susah sinyal ketika sedang menjalankan perkuliahan.
“Ketika hendak mengirim video presentasi, tiba – tiba sinyal hilang sangat lama. Untung dosennya fleksibel soal waktu. Jadi, perkuliahannya dilaksanakan maju 100 menit dari jadwal yang telah ditentukan,” Tambahnya.
Hal serupa pun diungkapkan salah satu mahasiswa FITK yang tidak berkenan disebutkan namanya. Mahasiswa semester dua itu mengungkapkan, dalam perkuliahan online yang dijalani saat ini sangat tidak efektif. Sebab tidak ada yang bertanggung jawab dalam menghendel kelangsungan diskusi, baik mahasiswa maupun dosen.
“Saya merasa malas – malasan, sebab dalam perkuliahan online semuanya tidak teratur. Pemahaman yang saya dapatkan hanya sedikit, bahkan tidak paham sama sekali. Dari pihak dosennya pun tidak memberi apa – apa. Enakan tatap muka langsung” Terangnya.
Namun, keduanya pun mengungkapkan bahwa perkuliahan online sangat efisien dalam hal waktu. Walaupun demikian, mereka berharap agar keadaan ini segera membaik seperti sedia kala.
Penulis: Risma
Editor: Fadlul
Tags
Berita