Divisi Pusat Data dan Analisa (Pusda) LPM Edukasi telah
melakukan riset dengan menyebarkan
kuesioner online secara random kepada mahasiswa di UIN Walisongo. Kuesioner
ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai
fenomena social distancing.
Setelah wabah corona menyebar ke berbagai negara di dunia, berbagai kebijakan diambil untuk
menanggulangi penyebaran virus corona.
Fenomena penyebaran Covid-19 yang cepat ini, direaksi oleh WHO dengan
membuat formulasi Social Distancing yaitu menjaga jarak sosial dalam hubungan
bermasyarakat setiap negara.
Presiden Joko Widodo menetapkan pemberlakuan social
distancing bagi masyarakat. Pemerinta menghimbau masyarakat untuk mengurangi
aktivitas di luar rumah untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Dilansir dari
laman Tirto.id pengertian social distance atau social distancing itu
sendiri ialah menjaga jarak satu sama lain dan menghindari pertemuan dalam
jumlah yang banyak yang memicu kerumunan. Adanya kebijakan tersebut menimbulkan
respon yang beragam dari masyarakat, khususnya dalam hal ini mahasiswa UIN
Walisongo.
Hasil dari kuesioner yang telah disebar pada tanggal 04-10 Mei memperoleh data presentase sebagai berikut: 95,7% responden mengaku mengetahui jarak aman social
distancing 72,3% responden mengaku
mengalami dampak stress/depresi pada segi psikologis semenjak diberlakukan
sosial distancing. 72,3% responden
mengaku social distancing bukan hanya masalah menjaga jarak . 63,8%
responden mengaku bahwa pemerintah tidak sigap dalam menerapkan social distancing.
89,4% dan 80,9 responden mengaku setuju dan merasakan
dampak positif peneraapan social distancing karena mempunyai banyak waktu
bersama keluarga, dapat melakukan segala rutinitas dari rumah , menekan
pengeluaran seperti biaya transportasi, menekan polusi. Sedangkan 59,6%
responden mengaku bahwa penerapan social distancing dinilai efektif dalam memperlambat Penyebaran COVID-19, mencegah penularan di keramaian, menekan
angka kematian, mengurangi aktivitas publik. meski begitu 63,8% responden
mengaku kesulitan dalam menerapkan social distancing, karena kebiasaan dalam
kebersamaan.
Seorang responden, bernama Yandi, yang kami wawancarai mengaku semenjak diberlakukannya
social distancing mengakibatkan waktu berkumpul bersama
teman berkurang. “Sebenernya sulit, karena biasa kumpul-kumpul. Tapi,
ya, mau gimana lagi. Kita harus mematuhi peraturan social distancing karena ini untuk
keselamatan kita sendiri,” ujarnya.
Pemerintahan mestinya lebih sigap dalam menerapkan
social distancing. Pemerintah mengerahkan semua aparat keamanan baik TNI maupun
Polisi untuk menjaga agar tidak ada lagi orang yang keliaran di luar rumah di
tengah krisis wabah corona. Mengimbau agar pemerintah tidak melupakan keamanan dan
keselamatan para petugas medis di rumah sakit. Terahir pemerintah harus terus
memberikan edukasi terkait COVID-19, termasuk social distancing kepada masyarakat luas
supaya mereka lebih memahami dan bisa menjalankan dengan baik.
Penyusun: Akmali
Tags
Infografis