Semarang, lpmedukasi.com - Komunitas Gusdurian UIN Walisongo, KOPI (Komunitas Oentuk Perubahan Indonesia), dan LPM Edukasi berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Jawa Tengah mengadakan aksi galang dana untuk korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka ingin mengerakkan masyarakat untuk membantu saudara-saudaranya yang tengah tertimpa musibah.
Mulai kamis (8/4) siang, belasan mahasiswa dari beberapa perwakilan komunitas turun ke jalan menggalang bantuan di sekitar jalan bunderan Kalibanteng. Sebelum memulai aksi, mereka berkumpul di Museum Ronggowarsito guna briefing dan pembagian lokasi penggalangan dana di beberapa titik lampu merah.
Hanya bermodalkan kardus bekas dan beberapa lembar kertas, mereka dengan semangat mengumpulkan bantuan berupa uang tunai di tengah cuaca yang panas.
“Aksi ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dan bisa membentuk rasa kemanusiaan yang ada pada diri kita masing-masing. Ada juga penggalangan dana lewat website dan sosial media, tapi dengan turun ke jalan kami bisa memaksimalkan kegiatan galang dana untuk korban bencana banjir bandang dan ranah longsor di NTT, sekaligus mengajak kawan-kawan untuk ikut andil agar bisa belajar langsung di jalanan dan mendapat pengalaman tersendiri,” kata Tamam, Koordinator Dompet Dhuafa Volunteer Jawa Tengah yang juga merupakan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
Tamam juga berpesan kepada seluruh mahasiwa, masyarakat, dan elemen lainnya agar bisa lebih peka terhadap saudara-saudara yang terkena bencana alam, karena diperlukan keikutsertaan berbagai elemen masyarakat untuk bersama menghadapi bencana yang akhir-akhir ini sering terjadi.
Dzulfakhor, Koordinator Komunitas Gusdurian UIN Walisongo, juga ikut mengumpulkan sumbangan di Jalan Bunderan Kalibanteng. Dia mengatakan, turun ke jalan untuk menggalang bantuan dari para pengguna jalan di Semarang. “Harapannya banyak warga terketuk membantu saudara-saudara di NTT yang tengah menderita akibat bencana alam. Kolaborasi semacam ini juga sangat baik untuk terus dilakukan, semoga kawan-kawan dari berbagai elemen organisasi lain ikut tergerak,” Kata Dzulfakhor.
Hingga kini, menurut data dari BNPB total korban jiwa di beberapa kabupaten dan kota terdampak di NTT berjumlah 163 jiwa, sedangkan korban yang masih hilang berjumlah 45 jiwa, dan kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 668 unit, rusak sedang 272, dan rusak ringan 154.
Selain itu, BNPB juga melaporkan bencana yang melanda NTT ini mengakibatkan 129 orang mengalami luka-luka, berdampak pada 1.700 keluarga atau 4.829 jiwa, dan membuat 13.226 jiwa mengungsi.
Menurut Fajar, Koordinator KOPI Perubahan, dirinya dan kawan-kawan yang ikut bersolidaritas akan terus menggalang dana selama yang dibutuhkan baik lewat sosial media maupun secara langsung.
Penulis : Agus
Editor : Syafiq