Dok. FITK UIN WALISONGO
Semarang,
lpmedukasi.com – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo pada
hari senin (24/5) mulai mengadakan uji coba kuliah tatap muka dengan sistem Bleanded Learning.
Mahfud Junaedi, Wakil
Dekan I FITK mengungkapkan bahwa Bleanded
Learning adalah sistem perkuliahan yang memadukan antara perkuliahan tatap
muka (offline) dan jarak jauh (online). Dalam satu waktu pelaksaan
perkuliahan, dosen menjalankan dua sistem pembelajaran. Sebagian mahasiswa
melakukan pembelajaran di dalam kelas, dan sebagian via video conference.
“Pemerintah Pusat,
Kementerian Agama, dan Rektor sudah
mulai merekomendasikan untuk melakukan uji coba perkuliahan tatap muka secara
terbatas, jadi kami mengundang mahasiswa angkatan 2020, itupun hanya satu kelas
dari setiap jurusan. Untuk jadwal tetap sama dengan jadwal yang sudah berjalan
agar tidak mengganggu pembelajaran yang sudah berlangsung. Kami memilih
angkatan 2020 karena mereka belum pernah melihat kampusnya sendiri, bagaimana
kampusnya, kelasnya, dosennya, maka kami memutuskan mahasiswa baru,” ucap Wadek
I ketika ditanya tentang alasan diadakannya uji coba kuliah tatap muka di
tengah pandemi yang belum ada tanda-tanda akan berakhirnya wabah.
Uji coba tatap muka ini
bertujuan untuk mempelajari kekurangan dan kelebihan dari segi kesiapan,
protokol kesehatan, dan sistem pembelajaran. Uji coba ini nantinya akan
dijadikan evaluasi untuk semester yang akan datang. Rencananya semester depan,
akan menerapkan sistem perkuliahan tatap muka secara massal.
Persiapan protokol kesehatan dalam uji coba kuliah tatap muka ini sangat ketat. Pengecekan suhu dilakukan dua kali, saat akan masuk gerbang dan masuk kelas. Kewajiban pakai masker, jaga jarak, tidak berkerumun dan selalu cuci tangan dengan air yang mengalir juga sangat dianjurkan. Sehari sebelum perkuliahan, salah satu jurusan mengadakan sosialisasi uji coba kuliah tatap muka.
“Kami dari jurusan PAI,
kemarin siang mengadakan sosialisasi terkait uji coba tatap muka ini berjalan
sampai satu jam karena banyak pertanyaan dari kawan-kawan mahasiswa. Kami
menjelaskan bagaimana teknis perkuliahan, salatnya di mana, makannya di mana
dan hal teknis lainnya. Selain mahasiswa, kami juga menyiapkan para dosen. Tidak semua dosen siap untuk melangsungkan uji coba ini, karena beberapa
alasan, misal sudah sepuh atau
kendala kesehatan. Jadi kami benar-benar memperketat protokol kesehatan,”
ungkap Fihris, Kaprodi PAI saat wawancara langsung di kantornya.
“Harapannya, uji coba
kuliah tatap muka sistem Blended Learning
ini berjalan dengan lancar, sehingga semester depan mahasiswa yang lain
bisa kuliah tatap muka seperti biasa, namun tetap menerapkan protokol
kesehatan,” tuntasnya.