Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini pastinya berbeda dengan tahun sebelumnya. Saat ini bangsa Indonesia, bahkan semua negara sedang mengalami pandemi global yakni maraknya virus Covid-19 yang terus beredar dan menyerang manusia. Kejadian ini sangat menggangu mobilitas negara, bahkan kegiatan manusia. Sebab, dibutuhkan penyesuaian terhadap sistem, supaya tetap berjalan tanpa menambah korban jiwa akibat virus ini.
Beragam peraturan telah ditetapkan dan dilaksanakan. Namun menimbulkan beragam kontroversi di tengah masyarakat. Salah satunya adalah kebijakan yang mengatur pendidikan, Saat ini kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara daring. Itu artinya, semua pelajar masih belajar di rumah dan dibantu
orang tua. Sangat disayangkan guru yang seharusnya menjadi fasilitator kurang menjalankan perannya dengan baik. Ditambah penyesuaian guru dengan kurikulum yang baru kurang memadai.
Sistem pendidikan di
Indonesia saat ini bisa dibilang melemah. Dilansir dari detik.com, dalam
survey kualitas pendidikan
yang dikeluarkan oleh
PISA (Programme for International Student
Assesment) pada Selasa
(3/12) bertempat di Paris. Indonesia
menempati peringkat
ke-72 dari 77 negara. Artinya,
Indonesia berada di posisi
6 dari bawah.
Melihat keadaan pendidikan Indonesia saat ini yang seharusnya menjadi tonggak utama untuk memajukan bangsa, bukan memiliki kualitas yang sangat minimalis, Karena Indonesia memiliki kekayaan yang besar.
Mengingat pada 80 tahun silam, dimana Indonesia berada dalam kondisi yang
benar-benar terpuruk akibat transisi penjajahan. Mulanya dikuasai colonial
Belanda dialih tangan dikuasai oleh Jepang. Semua kekayaan bangsa terkuras habis dan dikuasai untuk kepentingannya. Sementara rakyat pribumi menjadi pembantu di rumahnya sendiri.
Hingga datang masa pada tahun 1945, Indonesia
berhasil mewujudkan kemerdekaan yang pada masa sebelumnya diimpikan. Perjalanan kemerdekaan yang
sekarang ini dirasakan bangsa, tidak terlepas dari peran para pelajar yang saat itu berkesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan. Seperti Soetomo, Goenawan mangoen koesoemo dan masih banyak lagi pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan.
Jauh sebelum merdeka, didirikannya beragam organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, Indische Partij,
Jong Java dan lainnya untuk mempersiapkan strategi menuju kemerdekaan. Berdirinya beragam organisasi tersebut atas prakarsa para pemuda yang sadar pendidikan kritis dan menyatakan bangkit untuk melawan penindasan yang mengancam negerinya. Dengan latar belakang tersebut, setiap tanggal 20 Mei
diperingati Hari Kebangkitan Nasional yang diambil dari tanggal lahirnya Budi Utomo, tepatnya tanggal 20 Mei 1908
oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA (School Tot Opleiding Van Insche Artsen). Hal
tersebut dikarenakan
Budi Utomo adalah organisasi pertama yang didirikan
di Indonesia.
Dalam perayaan yang ke-113
tahun peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini. Peran pelajar masih sangat penting untuk membangkitkan bangsa. Jika dahulu tantangan yang dihadapi pelajar adalah bagaimana membebaskan jeratan bangsa oleh tangan penjajah. Maka saat ini adalah bagaimana cara membebaskan jeratan bangsa dari kebodohan.
Memajukan pendidikan yang mampu membangkitkan dari keterpurukan bangsa diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, pendidik, peserta didik, masyarakat serta di lingkungan harus bahu-membahu dan saling bersinergi untuk memajukan pendidikan di Indonesia yang sekarang ini mengalami kelemahan.
Penulis : Risma Arfiani
Editor : Rudi