Semarang, lpmedukasi.com-Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) Jawa Tengah yang terdiri dari gabungan antara mahasiswa dan buruh melakukan aksi demo di depan gedung Gubernur Jawa Tengah, pada Kamis (08/9/2022) atas kenaikan Bahan Bakar Minyak yang terjadi belakangan ini.
Kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh pernyataan Presiden Joko Widodo yang resmi mengumumkan harga BBM naik sebesar 25 hingga 30 persen dari harga biasanya. Dengan rincian, harga Pertalite naik dari Rp 7.650,- menjadi Rp 10.000,- per liter. Harga Solar dari Rp 5.150,- menjadi Rp 6.800,-. Adapun harga Pertamax naik dari Rp 12.500,- menjadi Rp 14.500,-
Salah satu perwakilan korlab dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Abdullah Faqih mengatakan bahwa pemerintah telah tuli atas suara mahasiswa dan rakyatnya, pemerintah tidak mempedulikan rakyat lagi karena keputusannya yang sangat menindas rakyat.
"Saya merasa pemerintah telah tuli atas suara mahasiswa dan rakyatnya, karena keputusan pemerintah yang sangat menindas rakyat," ungkapnya ketika ditemui Kru Edukasi.
Salah satu Mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah (MD) juga mengatakan bahwa tujuan diadakannya konsolidasi ini adalah untuk managih tindak lanjut dari pemerintah atas aksi kemarin.
"Berdasarkan hasil konsilidasi kemarin, tujuan yang diharapkan pada aksi kali ini adanya tindak lanjut dari pemerintah atas kenaikan BBM saat ini," ungkapnya.
Tambahnya, jika aksi ini tidak digubris lagi oleh pemerintah, maka dari persatuan-persatuan organisasi mahasiswa dan buruh akan turun ke jalan lagi.
Reporter: Dila (Kru Magang 21)
Editor: Risma