Dok. LPM Edukasi |
Semarang, lpmedukasi.com
- Senat Mahasiswa (SEMA) Universitas
Islam Negeri (UIN)
Walisongo Semarang mengadakan acara
Dialog
Publik dengan tema “Untung Rugi Proporsional Terbuka dan Tertutup Terhadap
Pemilu 2024” di Gedung Teater
KH. Sahal Mahfudh Kampus 3 UIN
Walisongo Semarang, Senin (20/03/2023). Muhammad Iqbal Aziz, selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa Dialog Publik ini diselengarakan dalam rangka
Dies Natalis UIN Walisongo Semarang yang ke-53. Selain itu, adanya acara ini
juga bertujuan untuk meningkatkan peran mahasiswa sebagai agent of change. “Dialog Publik ini merupakan salah satu serangkaian
acara Dies Natalis ke-53 UIN Walisongo. Perlu diketahui bahwa pemilu 2024 sudah
mulai di up di media. Oleh karena itu, perlu kita diskusikan bagaimana peran
mahasiswa untuk menjadi andil bahwa mahasiswa bisa menjadi agent of change,” ujarnya. Muhammad Sholihul Muafiq, selaku Ketua SEMA-U, dalam sambutannya menyampaikan bahwa berdasarkan survey
dari CSSI, sebagian besar pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang adalah mahasiswa.
Oleh karena itu, adanya dialog publik
ini diharapkan dapat menjadi refleksi bahwasanya mahasiswa memiliki kepedulian
terhadap kelangsungan penerus bangsa kedepannya. “Sistem pemilu 2024 diantaranya adalah sistem tertutup
dan sistem terbuka. Yang mana 2 dari 9 fraksi
di parlemen menyatakan menyetujui dan mendukung sistem proporsional tertutup. Sesuai dengan survei dari CSSI di mana
40% pemilih Pemilu 2024 adalah rentang usia 17-35 tahun yang sebagian besar
merupakan mahasiswa, sehingga ini
bisa dijadikan sebuah refleksi edukasi bahwa kita sangat
peduli terhadap penerus bangsa dan kita harus cermat dalam memilih dan menentukan bagaimana cara untuk meneruskan tonggak kebangsaan,” jelasnya. Lebih lanjut, ia menyampaikan dengan adanya dialog
publik ini diharapkan
mahasiswa mampu memiliki andil untuk mengkritisi kebijakan yang menuai pro dan
kontra tersebut. “Harapan besar daripada Senat Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo yaitu
andil peran mahasiswa dalam menulis kebijakan-kebijakan publik secara eksplisit
untuk tetap dijalankan. Bagaimanapun mahasiswa sebagai salah satu mitra
pemerintah dalam mengambil kebijakan,
sehingga
ini adalah momentum kita dalam
mengkritisi dan menganalisis sebuah kebijakan tersebut. Banyak sekali pro kontra
terkait tentang proporsional terbuka dan juga tertutup yang nantinya akan disampaikan
oleh narasumber,” tambahnya. Saekhu, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI)
UIN Walisongo Semarang, menyampaikan bahwa acara dialog publik semacam ini sangat penting meningkatkan kepedulian mahasiswa untuk bisa mengamati bagaimana dinamisasi
politik yang ada. “Acara pagi hari ini yaitu acara publik dimana acara ini penting bagi kita yang 5
atau 10 tahun akan datang adalah menjadi pemain inti di politik. Mahasiswa yang berkegiatan bisa berperan di tengah masyarakat dalam rangka
mencari jati diri yang pasti nanti tidak jauh dari apa yang di idolakan,” pungkasnya. Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa pimpinan
universitas sangat mendukung kegiatan ini. Karena, bagaimanapun juga mahasiswa
adalah bakal calon pelaku politik di masa depan.
Penulis: Agustin Fajariah Asih Editor: Zulfi |