Semarang, lpmedukasi.com - Nutfatin Abiadhoh berhasil meraih gelar wisudawan terbaik jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dalam wisuda ke-88 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Nutfatin lulus dengan judul skripsi "Strategi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang" dan meraih IPK 3,88.
Menjadi wisudawan terbaik jurusan menjadi kejutan tersendiri bagi Nutfatin. Ia merasa senang dan tidak menyangka dengan apa yang diraih karena sebelumnya ia merasa mengalami banyak kendala saat mengerjakan skripsi.
“Jujur awalnya gak percaya kalo saya bisa dapet predikat ini, karena beberapa waktu yang lalu saya sempat mengalami beberapa masalah dalam mengerjakan skripsi. Jadi waktu sidang skripsi saya hanya mengharap yang penting lulus, dan tidak kepikiran sama sekali akan menjadi wisudawan terbaik,” ungkapnya saat ditemui di Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo, Selasa (23/05).
Mahasiswa asal Padang, Sumatera Barat ini juga aktif mengikuti berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri baginya karena ia harus bisa menyeimbangkan antara kuliah dengan organisasi. Ia pun mengatakan bahwa mengikuti organisasi sama sekali tidak mengganggu waktu kuliahnya.
"Walau bagaimana pun saya masih memprioritaskan kuliah dan organisasi tidak mengganggu sekalipun karena saya membuat jadwal untuk bisa me manage waktu dengan baik. Seandainya kegiatan di dalam organisasi sangat penting maka bisa menggunakan batas izin dalam perkuliahan dan selama ini saya tidak pernah izin," tuturnya.
Mahasiswa yang akrab dipanggil Fatin ini mengatakan bahwa kunci keberhasilan menjadi wisudawan terbaik adalah belajar dari kekurangan dan percaya diri.
“Saya itu selalu belajar dari kesalahan, saya cari tau kekurangan saya lalu saya buat poin-poin apa aja yang perlu diperbaiki dan jika ada masalah saya akan berusaha untuk mencari solusinya. Selain itu, yang paling penting kita juga harus percaya diri untuk mengungkapkan apa yang kita ketahui, pokoknya jangan takut,” jelasnya
Selain itu ia juga mengatakan bahwa kita harus menikmati setiap proses yang kita lalui dan jangan membandingkan diri dengan orang lain karena semua pasti akan ada waktunya.
"Bunga itu tidak mekar secara bersamaan, ketika kita sabar dan ikhlas pasti Tuhan akan merencanakan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita harapkan dan itu tidak terduga-duga," pungkasnya.
Reporter : Laila
Editor : Zulfi