Pentingnya menjaga kesehatan mental tidak hanya berlaku untuk remaja, tetapi juga bagi orangtua dan anak-anak yang beranjak dewasa. Kasus bunuh diri tidak hanya terjadi di kalangan remaja, tetapi juga ada beberapa kasus yang justru berasal dari orangtua. Meski begitu, mengapa perhatian mengenai kasus bunuh diri lebih banyak terjadi di kalangan remaja? Apakah itu artinya kesehatan mental orangtua tidak penting?
Kesehatan mental yang baik diperlukan oleh semua kalangan, mulai dari orangtua yang harus menjaga anak-anaknya hingga anak-anak yang menghadapi tekanan hidup dan lingkungan sosial. Semua memerlukan kondisi mental yang baik dan sehat. Kesehatan mental merupakan kondisi dimana seseorang merasa yakin dan mampu menghadapi tekanan hidup yang ada pada dirinya. Kondisi mental yang sehat tercermin dalam pola hidup yang produktif dan efektif.
Gangguan kesehatan mental tidak hanya sekadar mengganggu kecemasan atau depresi, tetapi juga menghambat kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Faktor-faktor seperti lingkungan buruk, pengalaman traumatis, dan kebiasaan buruk dapat melemahkan kesehatan mental seseorang. Seseorang yang berada di bawah tekanan akan mulai merasa depresi dan cenderung mulai menyakiti diri sendiri. Mengapa kesehatan mental seseorang menjadi lemah?. Ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti lingkungan hidup yang tidak baik, kejadian atau pengalaman yang meninggalkan trauma, hingga kebiasaan buruk yang sering dilakukan.
Kembali pada topik, mengapa kesehatan mental di kalangan remaja mendapat lebih banyak perhatian?, yaitu karena remaja memiliki fase yang berbeda dengan kalangan usia lainnya. Remaja memiliki fase dimana dirinya masih harus beradaptasi dengan banyak hal dan fase beranjak menjadi dewasa. Fase remaja memiliki emosi yang cenderung labil dan sulit untuk dikendalikan. Itulah mengapa banyak kasus terganggunya kesehatan mental dialami oleh kalangan remaja.
Untuk memastikan anak memiliki kesehatan mental yang baik, harus ditanamkan karakter yang kuat sejak dini dan pola asuh anak yang baik, seperti selalu mendukung dan tidak melepas perhatian terhadap perkembangan anak. Namun, jika dilihat saat ini, pola asuh yang dilakukan cenderung pada pola asuh fatherless dan motherless. Artinya, kedua orang tua ada, tetapi kehadirannya tidak mendukung, menguatkan, memperhatikan, dan membiarkan anak tumbuh tanpa tujuan yang jelas. Hal ini dapat dengan jelas dilihat ketika anak diberikan gadget dan kemudian orangtua melepas tanggung jawabnya untuk memperhatikan apa yang dilakukan oleh Sang Anak.
Berkembangnya teknologi sudah mengubah cara berkomunikasi orang-orang. Beberapa ahli kemudian mulai berspekulasi bahwa media sosial memberikan dampak negatif pada perkembangan remaja yang kemudian kesehatan mental mereka mulai terganggu. Hal ini kemudian menjadi topik yang banyak diperbincangkan dan diperdebatkan dalam beberapa tahun terakhir. Media sosial dinilai memberikan dampak negatif terhadap remaja atau penggunanya. Media sosial dapat digunakan untuk melakukan hal yang kurang baik, terlebih jika pengguna tidak dapat membatasi diri, seperti menggunakan media sosial sebagai media untuk melakukan perundungan dunia maya.
Dengan mengakses media sosial, remaja dapat melihat gaya hidup orang yang berbeda-beda. Tanpa disadari, perbedaan gaya hidup dapat menjadi salah satu faktor terganggunya psikologis seorang remaja. Di fase emosi yang masih labil, remaja akan dapat dengan mudah merasa tidak percaya diri, iri, atau bahkan tidak terima dengan gaya hidup orang lain yang lebih darinya. Kemudian, tidak jarang seorang remaja yang merasa tidak percaya diri mulai memberi tekanan yang berlebih pada dirinya sendiri.
Terganggunya kesehatan mental pada remaja tidak hanya disebabkan oleh media sosial, tetapi juga lingkungan pertemanan yang kurang baik dan adanya trauma yang mungkin diberikan oleh keluarganya. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan, memberi contoh, dan bertindak sewajarnya di depan anak mereka. Dengan banyaknya faktor yang dapat menggangu kesehatan mental anak, diperlukan beberapa evaluasi sebagai bentuk pencegahan agar kesehatan mental anak tetap dalam kondisi yang baik.
Potensi setiap anak yang berbeda-beda mengharuskan orang tua sadar dan mengetahui potensi anaknya agar tidak terjadi kasus membandingkan potensi anaknya dengan anak orang lain. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendak anaknya. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih tujuan hidupnya. Disini orang tua hanya berperan sebagai pendamping yang memastikan tujuan hidup anaknya tetap dalam tujuan yang benar.
Komunikasi yang baik di dalam keluarga merupakan hal yang sederhana, tapi tidak semua keluarga bisa melakukannya. Komunikasi yang baik antara orang tua, anak, dan saudara dapat tercipta ketika anggota keluarga itu sendiri menyadari peran mereka sebagai pendukung yang dibutuhkan sesama anggota keluarga. Tentu hal itu dapat terlaksana dengan baik, jika orang tua mulai menanamkan kepada anaknya sejak dini. Komunikasi antara orang tua dan anak yang baik bukan berarti anak berada di posisi yang diharuskan menceritakan segala hal kepada orang tuanya, melainkan membicarakan hal yang sewajarnya. Maksudnya, orangtua bisa menjadi teman berbincang tanpa menggangu privasi anaknya.
Ketika beranjak remaja, seorang anak cenderung mulai ingin mencoba berada di lingkungan sosial yang lebih luas. Dengan itu, orang tua diharapkan dapat memastikan bahwa anak mereka berada di lingkungan yang benar-benar baik bagi perkembangannya. Mulai dari dengan siapa anaknya berteman dan apa saja aktifitas yang dilakukan. Hal ini tidak berarti bahwa orang tua mengekang anaknya, melainkan memberi kebebasan yang masih dalam pantauan sewajarnya.
Terlebih dari pentingnya perhatian dari orangtua dan keluarga, remaja itu sendiri merupakan faktor paling penting untuk menjaga kesehatan mental tetap terjaga. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan tidak ada yang lebih tau tentang diri kita dibandingkan diri kita sendiri. Artinya, tidak ada yang dapat memahami kondisi seorang remaja selain remaja itu sendiri. Ketika tidak ada dukungan yang didapat dari orang sekitar, diri sendiri adalah satu-satunya yang bisa diandalkan.
Jika sudah merasa lelah ataupun tertekan, segera bicarakan dengan orangtua, keluarga, atau siapapun yang dapat membantumu. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati terganggunya kesehatan mental. Tetaplah ingat pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa hanya Tuhan yang memiliki kehendak atas segalanya dan dengan itu, kamu akan sadar bahwa mengakhiri hidup bukan akhir dari segalanya. Bunuh diri juga bukan merupakan tren atau bahkan ajang perlombaan yang perlu diikuti, melainkan hal yang perlu diambil pelajarannya.
Pada satu penelitian dikatakan bahwa jumlah kasus bunuh diri yang sebenarnya mungkin lebih banyak daripada yang terdata. Mayoritas penyebabnya dikarenakan kesehatan mental yang tidak stabil. Pada tahun 2017, World Healt Organization mengatakan bahwa pada penelitiannya terdata sekitar 10-20% anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental. Dengan banyaknya kasus yang terjadi, membuat populasi manusia atau remaja semakin berkurang. Untuk itu, pentingnya menjaga kesehatan mental pada remaja agar remaja dapat melanjutkan hidup dengan baik dan dapat mewujudkan kehidupan selanjutnya dengan baik juga.
Dengan kesehatan mental yang tetap terjaga dan dalam kondisi yang baik, kita dapat hidup dengan tenang dan bahagia tanpa merasakan tekanan apapun. Memiliki hubungan yang baik dengan orang sekitar dan dapat mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan kebahagiaan yang sulit untuk dicapai dan diperlukan kondisi mental yang sehat untuk dapat mewujudkannya.
Penulis: Sania Rahmatika (Kru 2022)
Editor: Agustin