Dok. Google
Di ufuk timur, fajar menyirat, berselaksa kilau pada dunia maya,
Menyulam keajaiban rasa, merebak dalam setiap curahan musim.
Senyum malam yang tersembunyi, dalam penuh makna keabadian,
Melodi Kehidupan Bersama Kopi, damaikan dentuman biru hati yang lara.
Dermaga waktu sunyi, berbisik pada gumpalan langit merdu,
Menimbun kabut kenangan, dalam semilir angin yang berdesir.
Merendam lamunan gelisah, dalam cawan kopi yang hangat menyapa,
Memetik syair harapan, lukis mahakarya dalam dahan aksara.
Pundak malam pun meranggas, dalam suara rindu yang menggesa,
Di hamparan lautan liris, tergores irama cinta yang mengusik.
Berlari dibawah naungan kopi, lengkapi nada pada coretan kehidupan,
Melodi Kehidupan Bersama Kopi, penguat jiwa saat dunia melintas.
Di penghujung dingin yang menyeruak, detik terus bergerak mencari makna,
Kata-kata mengalir penuh pesona, memeluk erat segala kepenatan.
Dalam bau hangat kopi bersama, tatap tiap serat keceriaan dan duka,
Menari diiringi angan-angan, padanya tersemat permata luhur cinta.
Gumam langit yang menggulita, sirami puisi sejuta cahaya,
Selembut belai sang kopi sembuhkan, lara-lara yang tak terucap suara.
Tak luntur berjuta pasrah, melodi kehidupan terus bernyanyi,
Bersama Kopi dalam dekapan, helaian rasa yang abadi dan terkisah.
Oleh: Ihsan Ardianto (kontributor)