Gelar Festival Literasi, Aliansi Mahasiswa Walisongo Kawal Isu Biaya Pendidikan

Keadaan saat diskusi

SEMARANG, lpmedukasi.com - Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW) mengadakan aksi Festival Literasi  yang mengangkat tema “Isu Biaya Pendidikan”. Acara ini berlangsung di depan Landmark Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada Selasa (11/6/2024).

Muhammad Bagas Saputra selaku salah satu anggota AMW mengatakan bahwa aksi ini diikuti oleh beberapa lembaga eksternal kampus seperti Social Movement Institute dan Aliansi Pendidikan Gratis.

“Aksi ini tidak hanya diikuti oleh anggota AMW saja, beberapa lembaga eksternal kampus seperti lembaga Social Movement Institute serta Aliansi Pendidikan Gratis turut menyukseskan acara ini,” ungkapnya

Bagas mengatakan bahwa tujuan aksi ini adalah untuk membantu para mahasiswa menyuarakan keluh kesahnya mengenai biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi. 

“Kebetulan Agustus depan akan ada penerimaan mahasiswa baru, terkait hal itu AMW berupaya untuk mengawal tentang isu UKT yang tidak sepenuhnya benar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bagas juga menyampaikan orasi tentang biaya pendidikan yang tinggi serta prosedur biaya yang tidak tervalidasi, tercatat sekitar 70 mahasiswa pada tahun 2019 keberatan tentang biaya UKT yang tidak relevan.

“Kita sama-sama bertujuan untuk mengadili biaya UKT yang wajib sesuai dengan pekerjaan orang tua serta mengadili penerima KIP-K untuk mahasiswa yang benar-benar membutuhkan, bukan anak pejabat atau dari kalangan keluarga mampu,” tambahnya.

Aksi ini diikuti oleh sejumlah mahasiswa baik dari dalam maupun luar UIN Walisongo. Beberapa dari mereka menyampaikan menyuarakan keluhan tentang biaya UKT yang melonjak tinggi.

“Padahal saya yatim, tapi masih mendapatkan UKT golongan 5,” ucap Imam, salah satu mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip)

Imam juga menyampaikan harapannya agar lembaga internal kampus seperti SEMA dan DEMA terus mengawal isu tentang biaya pendidikan.

“Untuk itu, harapanya dari SEMA-U maupun DEMA-U mampu mengakomodir mahasiswa mejadi salah satu katalisator guna mengawal isu-isu sentral seperti UKT ini,” pungkasnya.


Reporter: Rima dan Dwi (Kru Magang 23)

Editor: Zulfi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak