Lelaki dan Puisi

Doc. Redaksi

Kemarin aku menatap pada langit 

Langit tak bisa melihat kami 

Ada atap yang menghalangi 

Hanya tampak aku yang bersengit 


Kemarin aku sempat berbahagia 

Bukan di dalam sebuah legenda 

Bahagiaku sederhana 

Melihatnya tertawa 

Menari-nari diakal lama 


Kemarin aku mempermainkan diri 

Pada insan yang berimajinasi 

Yang penuh dengan ambisi 

Dan ucapannya selalu basi pada dini hari 


Aku mulai menarik secarik kertas 

Mengenang, dan mencari pensil ataupun pena lama


Di atas kertas yang mengeras

Isi tulisan ku kurang lebih begini ;


“Wahai lelaki yang pernah aku jadikan puisi

Entah dari kapan aku mencari tau

Kabarmu kini menyeruak didinding kamarku

Wahai lelaki yang pernah kujadikan puisi 

Aku ingin berhenti

Tapi semesta tak kunjung juga mengerti 

Barangkali, pikirnya 

Tulisan ini adalah suatu hal yang akan aku rindukan 

Walau tertekan 

Walau terasingkan”


Selesai. 

Pandanganku memburam 

Dan lelaki di depanku tersenyum 

Meminta agar diletakkan didepan batu nisannya 

Yang masih tampak segar 

Katanya ; 

“Aku pinjam, aku ingin bergelut dengan puisi”


Karya: Mahreshaibati (Kru 2022)

Yogyakarta, 18 Januari 2021


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak