Ilustrasi getir (doc.redaksi) |
Sejumput awan seakan mencemooh
Hati yang getir kian roboh
Karena rasa sakit berkelana
Berhenti pada satu titik, membuat merana
Mungkin kau sengaja melupa
Berpura-pura tak mengapa
Namun, aku sengaja mengingat
Hingga akal tak lagi sehat
Di depan mata,
Di dalam rinai hujan,
Waktu itu aku berlutut tercambuk pedih
Kau pergi tanpa sedih
Menjemput ia, membiarkanku terluka
Merenda nestapa di dasar jiwa
Lalu aku hanya berbesar hati
Menikmati senyap yang datang
Sampai rasa ini mati
Sampai aku pulang
Karya: Reni Asih Widiyastuti (alumnus SMK Muhammadiyah 1 Semarang)
Semarang, 2022