Refleksi Hidup Bersama K.H. Khoirul Amin dalam Tarbiyah Bersholawat Jilid XII

 

Potret acara tarbiyah bersholawat jilid XII saat K.H Khoirul Amin berikan mauidhoh khasanah, pada Kamis, (21/11/2024).

SEMARANG, lpmedukasi.com - Tarbiyah Bersholawat Jilid XII yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bimbingan Ilmu Tilawah Al-Qur'an (BITA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menjadi momen berharga bagi para peserta yang hadir. Acara ini digelar di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, pada Kamis, (21/11/2024).

Acara yang mengusung spirit religiusitas ini menghadirkan K.H. Khoirul Amin sebagai pembicara utama dalam mauidhoh khasanah. Dengan penuh hikmah, K.H. Khoirul Amin mengajak seluruh peserta untuk merenungkan makna hidup dan perjalanan menuju akhirat yang abadi.

Sebelum menyampaikan inti tausiyahnya, K.H. Khoirul Amin menyampaikan apresiasi kepada para hadirin yang tetap meluangkan waktu untuk menghadiri majelis sholawat, meski acara tersebut tidak berlangsung pada akhir pekan. 

“Tidak semua orang memiliki hati yang digerakkan untuk hadir di majelis seperti ini. Meskipun hanya sekadar membaca sholawat tanpa rasa ikhlas, hal itu tetap membawa fadhilah. Terlebih jika dilakukan dengan ikhlas, tentu pahalanya luar biasa,” ujarnya.

Dalam tausiyahnya, K.H. Khoirul Amin menyampaikan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW: "Sayakti ala ummati zamanun yuhibbul khomsah, wayam saunal khomsah." 

Hadits ini mengingatkan umat tentang lima perkara duniawi yang kerap melalaikan manusia dari lima perkara akhirat, yaitu:

1. Mencintai dunia, tetapi melupakan akhirat.

2. Menikmati kehidupan, namun lupa akan kematian.

3. Mengejar harta, tetapi lupa akan hisab di akhirat.

4. Sibuk dengan bangunan dunia, tetapi lupa dengan persiapan di alam kubur.

5. Terlalu mencintai makhluk hingga melupakan Sang Pencipta, Allah SWT.

K.H. Khoirul Amin juga menyoroti fenomena pacaran di kalangan remaja, khususnya mahasiswa. Ia menyampaikan bahwa pacaran memiliki dua potensi, yakni berakhir pada pernikahan atau menjadi mantan. 

“Kalau tidak jadi manten, ya jadi mantan. Maka dari itu, lebih baik menghabiskan waktu untuk kegiatan bermanfaat seperti sholawatan daripada berpacaran,” tuturnya.

Beliau juga menekankan pentingnya tidak terlalu mencintai dunia, mengingat kehidupan dunia hanya bersifat sementara. 

"Umur Nabi Muhammad SAW hanya sampai sekitar 60 tahun dan umatnya pun rata-rata tidak jauh dari angka itu. Jangan sampai teknologi dan kecanggihan zaman justru membuat kita terlena dan membuang waktu," tegasnya.

Sebagai penutup, K.H. Khoirul Amin mengajak seluruh hadirin untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat), memperbanyak ibadah, dan menghidupkan sholawat dalam kehidupan sehari-hari. 

“Tanamkan dalam diri, dari mana harta yang kita peroleh dan ke mana harta itu akan kita bawa. Dengan rasa syukur, kita akan lebih mudah mendekat kepada Allah,” pesannya.


Reporter: Nauval Fitriansyah (Kru 2023)

Editor: Agustin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak