Mengoptimalkan Peran Pers Mahasiswa dalam Menciptakan Generasi Adaptif, Inovatif, dan Kolaboratif di Era Society 5.0

Ilustrasi peran pers mahasiswa dalam menciptakan generasi yang adaptif, inovatif, dan kolaboratif di era Society 5.0. Sumber: Image Generation.

lpmedukasi.com - Akhir-akhir ini, kita sering mendengar istilah Revolusi Industri 4.0. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4.0? Bagaimana revolusi ini dapat mengubah dunia? Schwab, dalam bukunya yang berjudul Revolusi Industri Keempat, menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 telah mengubah cara manusia hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam hal skala, cakupan, dan kompleksitasnya, revolusi ini belum pernah dialami oleh umat manusia sebelumnya. Teknologi yang berkembang dalam Revolusi Industri 4.0 menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang di satu sisi membuka peluang besar untuk kemajuan, namun di sisi lain memaksa kita untuk memikirkan kembali bagaimana negara berkembang, bagaimana organisasi menciptakan nilai, dan bahkan apa artinya menjadi manusia.

Revolusi Industri 4.0 menyebabkan disrupsi yang ditandai dengan ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas yang dapat berpotensi mendegradasi peran manusia. Oleh karena itu, Jepang memperkenalkan konsep Society 5.0, yang didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia, yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik. Bagi Jepang, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi seharusnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang dapat menikmati hidup. Kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi data yang terkumpul melalui internet dalam berbagai bidang kehidupan, menjadi kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat, dan membantu manusia menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Oleh karena itu, dalam era Society 5.0, ditekankan perlunya keseimbangan antara pencapaian ekonomi dan penyelesaian masalah sosial. Era ini dianggap akan mengubah kebiasaan dan kehidupan dalam berbagai aspek, seperti kesehatan, finansial, mobilitas, infrastruktur, dan termasuk pendidikan.

Sementara negara maju seperti Jepang telah memasuki era Society 5.0, Pemerintah Indonesia pada 2018 menetapkan 10 langkah prioritas nasional dalam upaya mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0, yang diyakini dapat mempercepat pengembangan industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global di tengah era digital ini. Di antara langkah-langkah tersebut adalah perbaikan alur material, desain ulang zona industri, pemberdayaan UMKM, pembangunan infrastruktur digital, dan peningkatan kualitas SDM dengan menyesuaikan kurikulum pendidikan pada era 4.0.

Menghadapi Era Society 5.0

Dalam forum ekonomi dunia, telah dirumuskan keterampilan utama yang harus dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi smart society, yaitu kemampuan dalam memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, berkreativitas, berkoordinasi, memiliki kecerdasan emosional, dan mampu membuat keputusan yang tepat. World Bank juga menyoroti minimnya kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam beberapa sektor strategis, yaitu kepemimpinan, penguasaan bahasa Inggris, literasi IT, dan keterampilan menulis. Padahal, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan besar dunia. Oleh karena itu, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kompetensi SDM untuk menghadapi era Society 5.0.

Kegiatan penelitian sangat penting di perguruan tinggi, karena banyaknya penelitian yang dihasilkan menjadi tolok ukur pemeringkatan mutu perguruan tinggi. Namun, sayangnya, dokumentasi dan pelaporan hasil penelitian, khususnya di perguruan tinggi seni, belum berjalan dengan baik. Proses menciptakan karya seni seharusnya juga terintegrasi dengan dokumentasi ilmiah yang lebih sistematis. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan pengelolaan penelitian, termasuk pendanaan dan fasilitas, serta memanfaatkan teknologi baru untuk mempercepat proses penelitian.


REFERENSI

Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti. 2018. Pengembangan Iptek dan Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0. Diunduh 18 November 2019 dari https://www.ristekdikti.go.id/siaran-pers/pengembangan-iptek-dan-pendidikan-tinggi-di-era-revolusi-industri-4-0/

Gardiner, Mayling Oey dkk. 2017. Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.


Penulis: Hilda Nanda Nurul Puspita

Editor: Agustin 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak